Saya menghubungi Mari, seorang pustakawan yang saya temukan di papan buletin kencan berbayar, dan membelikannya satu malam bersamanya di rumah saya untuk bermain dengannya sebanyak yang saya mau. - - Mari, yang basah kuyup karena hujan, terlihat sederhana, tapi tubuhnya yang basah dan tembus pandang sangat indah. - - Dia menatapku dengan tatapan curiga yang bisa diartikan sebagai penghinaan. - - Aku tidak peduli, aku lebih bersemangat seperti itu. - - Seorang lelaki tua yang kotor, seorang lelaki tua yang mesum... Semakin aku memikirkannya, semakin besar keinginanku. - - Aku dengan paksa melahap seluruh tubuh Mari meskipun dia tidak menyukainya. - - Lalu, Mari, yang menolak, mulai menghela nafas manis...